Sering menunda. Rasanya tidak sedikit yang terkena virus itu. Sering kali kita menunda melakukan sesuatu, misalnya mengerjakan tugas sampai malam sebelum besok tugas tersebut dikumpulkan.
Pada umumnya, kebiasaan menunda ini timbul karena menghindari melakukan hal yang dipandang tidak menarik, tidak menyenangkan, atau tidak penting. Untuk menghilangkan kebiasaan ini, perlu adanya perubahan sikap akan pentingnya dan tujuan diberikannya tugas kepada siswa.
Kadang-kadang kompleksitas dan ukuran tugas yang menjadi penyebab kita menghindari dan menunda mengerjakannya. Bila ini masalahnya, kita dapat membagi-bagi tugas menjadi beberapa bagian yang dapat diselesaikan.
Adakalanya penundaan terjadi karena takut mengalami kegagalan sehingga menghindari untuk memulai mengerjakan sesuatu. Ada juga orang yang menuda-nunda karena ingin memperoleh hasil yang sempurna dengan standar yang terlalu tinggi untuk dicapai.
Bila kita merasa menunda-nunda merupakan salah satu kebiasaan kita, cobalah tujuh saran di bawah ini.
Amati sifat menunda
Mungkin kebiasaan menunda ini telah berlangsung cukup lama sehingga tidak mudah dihilangkan. Coba amati bagaimana kebiasaan ini muncul. Pada saat apa saja kita melakukan penundaan dan apa akibatnya. Kita akan menemukan pola dan alasan-alasan penundaan tertentu. Dengan mengenali pola ini dan melihat akibat langsung penundaan, kita akan lebih mudah menghilangkan kebiasaan ini.
Temukan mengapa kita menunda
Berbagai orang memiliki sebab yang berbeda dalam kebiasaannya menunda. Seorang pemimpi mempunyai sasaran yang tinggi tapi jarang menerjemahkannya menjadi rencana yang operasional sehingga tidak ada orientasi yang jelas untuk memulai suatu tugas.
Seorang yang selalu cemas, selalu terpaku pada kemungkinan terburuk sehingga lebih banyak berbicara tentang masalah daripada mengerjakan tugas. Pembangkang akan menolak tugas baru. Seorang yang berlebihan akan membuat kerja ekstra utnuk tugas yang diberikan dan tidak berusaha membuat prioritas tugas. Dengan mengetahui sebab kita menunda, dapat diterapkan cara yang tepat untuk mengatasinya.
Pikiran-pikiran yang harus disingkirkan
Buang jauh-jauh beberapa pikiran yang akan menyebabkan kita menunda:
- Saya harus mengerjakan tugas dengan sempurna.
- Lebih baik tidak dikerjakan daripada dikerjakan tapi tidak selesai.
- Jika tidak dikerjakan dengan benar, lebih baik tidak dikerjakan
- Jika kali ini saya dapat mengerjakan tugas, saya pasti dapat megerjakan tugas lain waktu.
- Besok kan masih bisa ...
Jangan terus bekerja dalam tekanan
Pada sebagian orang, bekerja dengan tekanan waktu yang ketat akan menyebabkan hasil terbaik. Kita dapat menerapkan strategi ini secara selektif. Bila kita memilihnya, sedikan suatu blok waktu yang aman sebelum kita memasukkan tugas.
Tapi, jika kita merasa nyaman melakukan sesuatu dengan waktu amat terbatas, sebenarnya kita akan melakukan hal tersebut lebih baik dengan waktu yang cukup. Secara logika, tentu kita sempat melakukan berbagai perbaikan bila memiliki waktu.
Jangan terbawa perasaan
Rasa malas, takut mengalami kegagalan, dan berbagai perasaan lain sebaiknya ditinggalkan dan mulailah dengan tindakan. Sebagai contoh, bila kita menunggu mood untuk berolahraga, mungkin kita harus menunggu berbulan-bulan sebelum itu terjadi. Bila kita segera mulai berjalan cepat selama 5 menit, kita akan segera punya keinginan untuk lari selama 20 menit. Jadi, lakukanlah tindakan karena itu akan menimbulkan motivasi.
Perdayai diri kita untuk memulai
Untuk memulai, bisa kita gunakan trik “5 menit saja.” Ketika akan melakukan sesuatu yang sepertinya banyak dan rumit, katakan pada diri kita, kita hanya akan melakukan itu selama lima menit. Paksa diri kita membuka buku dan katakan, toh ini hanya lima menit.
Jika sudah memulai, kebanyakan orang akan merasa tanggung bila hanya mengerjakan sesuatu selama lima menit. Tanpa kita sadari, kita sendiri yang ingin menambah waktu lima menit tersebut.
Mulai saat ini
Berlatihlah untuk mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan, saat ini juga. Mulailah berlatih untuk menghilangkan kebiasaan menunda. Ayo sekarang juga.
Sumber: Ichsan S. Putra dan Ariyanti Pratiwi. 2004. Strategi Sukses di Kampus. Bandung: Penerbit ITB.